Usai Stock Split, Saham BBCA ‘Ngamuk’, Tembus Rp 8.250/saham

PT Kontak Perkasa Futures – Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) langsung melesat ke level Rp 8.000/saham pada perdagangan awal sesi I, Rabu ini (13/10), hari pertama perdagangan setelah pemecahan nilai nominal (stock split).
Range pergerakan saham BBCA antara Rp 7.400-8.250/saham, dengan harga rata-rata Rp 7.817/saham.

Data BEI mencatat, saham BBCA kemudian mengalami penurunan kenaikan menjadi 5,80% di Rp 7.750/saham.

Nilai transaksi saham BBCA mencapai Rp 359 miliar dengan volume perdagangan 46 juta saham dengan kapitalisasi pasar terbesar di BEI yakni Rp 955 triliun.

Pada perdagangan hari ini, Rabu (13/10/2021) saham BBCA memang mulai diperdagangkan dengan nominal baru setelah stock split dengan rasio 1:5.

Mulai pagi ini maka nominal saham perusahaan dari sebelumnya Rp 62,5/saham menjadi Rp 12,5/saham.

Bersamaan dengan itu, maka harga saham perusahaan mulai pagi ini juga akan terpecah menjadi Rp 7.320/saham, dari posisi penutupan perdagangan kemarin di harga Rp 36.600/saham.

Dengan demikian, dengan minimal pembelian 1 lot (isi 100 saham), maka investor hanya mengeluarkan modal Rp 730.000-an, tepatnya Rp 732.000 untuk menjadi pemegang 1 lot saham BCA, dari sebelumnya hingga Rp 3,66 juta untuk 1 lot.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan perusahaan berkomitmen untuk selalu menjaga soliditas fundamental BCA melalui pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan, sehingga memberikan nilai tambah kepada segenap pemegang saham.

“Dengan harga baru yang mulai diperdagangkan hari ini, perseroan berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor, terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal,” kata Jahja dalam siaran persnya, Rabu ini.

Saham dengan nominal baru ini akan didistribusikan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) kepada pemegang saham pada 15 Oktober 2021.

“Keputusan perseroan untuk melakukan pemecahan harga saham tersebut didasarkan pada perkembangan pasar modal saat ini, terutama dengan tingginya minat investor ritel termasuk para investor muda untuk berinvestasi di pasar modal. Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pasar modal dalam negeri,” tutup Jahja. – PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : cnbcindonesia.com

Leave a comment