Pegawai Cathay Pacific Terancam Dipecat Jika Ikut Demo Hong Kong

PT Kontak Perkasa Futures – Maskapai Cathay Pacific memperingatkan para pegawainya bahwa mereka terancam dipecat jika ikut dalam unjuk rasa di Hong Kong. Langkah ini menjadi sikap terbaru Cathay Pacific dalam menindak tegas para pegawainya yang mendukung unjuk rasa antipemerintah.

Jumat (30/8/2019), maskapai yang berkantor di Hong Kong ini dituduh tunduk pada tekanan politik dari China daratan, dengan memecat sejumlah pegawai dalam beberapa pekan terakhir karena dukungan mereka pada unjuk rasa antipemerintah.

Dalam memo internal untuk para staf, Direktur Cathay Pacific Tom Owen menyatakan bahwa berpartisipasi dalam unjuk rasa yang rencananya akan digelar pada Senin (2/9) dan Selasa (3/9) mendatang, bisa mengarah pada pelanggaran kontrak.

“Kami mengharapkan semua pegawai kami untuk masuk kerja seperti biasa dan selama periode ini dan kami akan memantau angka kehadiran secara saksama,” tulis Owen dalam memo tersebut.

“Setiap pelanggaran kebijakan atau aturan akan diselidiki dan mungkin mengarah pada pemutusan kontrak,” tegasnya.

Memo internal itu menjadi bukti perubahan drastis sikap Cathay Pacific yang sebelumnya terang-terangan mendukung hak pegawai untuk berekspresi secara bebas. Kini Cathay Pacific yang menghadapi tekanan China, telah memecat empat pegawainya, termasuk dua pilot, yang mendukung unjuk rasa antipemerintah di Hong Kong.

Satu pegawai lainnya, Rebecca Sy, yang sebelumnya bekerja sebagai pramugari untuk anak perusahaan Cathay Dragon diberhentikan tanpa alasan jelas. Rebecca Sy yang juga pemimpin serikat pekerja ini, menyebut dirinya tiba-tiba dibebaskan dari giliran terbang ke China dan secara mendadak diberhentikan dari pekerjaannya pada 21 Agustus lalu.

Beberapa pegawai Cathay Pacific menuturkan tentang adanya praktik witchhunt atau perburuan terhadap para pegawai yang dicurigai mendukung atau terkait dengan unjuk rasa antipemerintah. Bahkan para pegawai dengan panik menghapus postingan media sosial dan mengurangi daftar teman mereka karena khawatir menerima sanksi disiplin jika ketahuan memiliki keterkaitan dengan unjuk rasa tersebut.

Pihak Cathay Pacific juga merilis kode etik versi revisi untuk para pegawainya, termasuk menekankan pendekatan ‘nol toleransi’ terhadap setiap pegawai yang ketahuan berpartisipasi dalam ‘unjuk rasa ilegal’.

Diketahui bahwa unjuk rasa yang berawal sebagai aksi protes menentang rancangan undang-undang (RUU) yang mengatur ekstradisi ke China daratan, kini meluas menjadi seruan reformasi demokrasi di Hong Kong. Aksi protes yang digelar di Hong Kong pada dasarnya berlangsung damai, namun seringkali disusupi demonstran anarkis dan radikal yang kerap memancing bentrokan dengan polisi.

Kelompok demonstran kembali menyerukan digelarnya unjuk rasa pada Senin (2/9) dan Selasa (3/9) mendatang. – PT Kontak Perkasa Futures

Sumber : detik.com

Leave a comment